Turki tepis kecaman Uni Eropa atas penangkapan wartawan Cumhuriyet

Istanbul, Turki, Cumhuriyet

Sumber gambar, AP/Emrah Gurel

Keterangan gambar,

Sedikitnya 12 wartawan dan pimpinan Cumhuriyet ditangkap dan ditahan.

Turki menepis kecaman Uni Eropa atas penangkapan para wartawan dan pimpinan koran Cumhuriyet.

Sedikitnya 12 wartawan serta pimpinan koran beraliran sekuler ditangkap Senin (31/10), dan beberapa ditangkap dalam sebuah operasi subuh di rumah mereka.

Uni Eropa mengatakan bahwa dalam konteks kebebasan pers, penangkapan dan penahanan tersebut sudah 'melanggar garis merah'.

Namun Perdana Menteri Binali Yildirim menanggapi dengan blak-blaknya, "Kami tidak perduli dengan garis merah Anda."

Dia juga mengeluhkan Uni Eropa yang menurutnya selalu mengangkat isu kebebasan pers ketika Turki berupaya memerangi yang disebutnya sebagai terorisme.

Para karyawan Cumhuriyet itu ditangkap karena dituduh terlibat di belakang kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu. Mereka yang ditangkap termasuk pemimpin redaksi Murat Sabuncu dan kolumnis Kadri Gursel.

Turki, Cumhuriyet

Sumber gambar, AFP/OZAN KOSE

Keterangan gambar,

Unjuk rasa di Istanbul mendukung Cumhuriyet sambil membawa edisi Selasa (01/11) dengan berita utama 'Menang dengan Perlawanan'.

Dituduh bermotif politik

Edisi Cumhuriyet pada Selasa (01/11) terbit dengan berita utama di halaman depan berjudul 'Menang dengan Perlawanan'.

Menanggapi penangkapan wartawan dan pimpinan koran itu, Presiden Uni Eropa, Martin Schulz, menulis di akun Twitter, "Penahanan Murat Sabuncu dan wartawan Cumhuriyet lain sekali lagi merupakan pelanggaran garis merah atas kebebasan pers di Turki."

Dia menambahkan bahwa 'pembersihan besar-besaran yang sedang berlangsung' tampaknya bermotif politik dan bukan karena alasan hukum atau keamanan.

Namun PM Yildirim menepisnya dengan, antara lain, mengatakan bahwa rakyat Turki yang akan memilih garis merah.

"Di atas garis Anda, kami akan menarik garis kami sendiri. Tinggalkan soal ini!

Sejak kudeta Juli yang gagal, Asosiasi Jurnalis Turki melaporkan lebih dari 100 wartawan ditangkap dan 170 media, baik koran dan stasiun penyiaran, ditutup.