Korean Air akan 'gunakan kekerasan' untuk hadapi penumpang urakan

Sumber gambar, Getty Images
Pihak maskapai Korean Air akan mengkaji panduan untuk kru pesawat dalam merespon kekerasan dalam pesawat.
Maskapai Korean Air mengatakan akan mengkaji ulang panduan bagi awak pesawat sehingga mereka bisa merespons "kekerasan dalam pesawat secara tegas dan aktif ".
Langkah ini ditempuh setelah maskapai tersebut mendapat kritik dalam menangani insiden di pesawat.
Pekan lalu, penyanyi Richard Marx mengatakan bahwa ia turun tangan untuk membantu menahan seorang penumpang yang mengganggu dalam penerbangan Korean Air dari Hanoi ke Seoul.
Kru pesawat "tidak terlatih" dan "tidak dilengkapi", ungkap Marx.
Kritik tersebut kemudian ditanggapi pihak maskapai penerbangan dengan mengkaji penggunaan senjata Taser dalam pesawat.
Maskapai ini juga akan mengadakan lebih banyak pelatihan untuk staf dan merekrut lebih banyak pramugari laki-laki, serta memastikan setidaknya ada satu kru laki-laki yang bertugas di kabin dalam setiap penerbangan, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters.
"Korean Air akan bereaksi lebih tegas dan aktif melawan kekerasan dalam penerbangan yang mengancam keselamatan penerbangan secara keseluruhan," sebut maskapai itu dalam sebuah pernyataan.
Sumber gambar, TWITTER / @RICHARDMARX
Richard Marx membagikan foto yang menunjukkan kru pesawat yang berjuang melumpuhkan penumpang mabuk.
Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu
Episode
Akhir dari Podcast
Istri Marx, Daisy Fuentes, yang turut serta dalam penerbangan itu, mengatakan kru pesawat "tidak tahu bagaimana menggunakan Taser" atau menggunakan tali. Taser adalah merek senjata kejut listrik.
"Kami telah memutuskan untuk memperbaiki kondisi dan prosedur kami dalam menggunakan senjata Taser untuk mengatasi tindak kekerasan dan gangguan dalam pesawat dengan cara yang cepat dan efisien," tambah Korean Air, tapi tidak merinci bagaimana aturan itu akan berubah.
Maskapai ini mengatakan bahwa di bawah peraturan yang ada, senjata kejut listrik diizinkan untuk digunakan hanya untuk "meredam" situasi - di mana keselamatan penerbangan atau penumpang dan awak berada dalam bahaya.
Ini berarti kru pesawat "ragu-ragu" untuk menggunakan peralatan tersebut, tambah maskapai tersebut.
Setiap maskapai memiliki kebijakan sendiri dengan peralatan yang mereka bawa dalam pesawat untuk mengendalikan penumpang-penumpang yang berperilaku urakan.
Sejumlah maskapai penerbangan yang dihubungi oleh BBC tidak mau memberikan rincian tentang apa saja peralatan yang dimaksud, dengan alasan keamanan.