Serangan AS ke Suriah bulatkan tekad nuklir Korea Utara

Korea Utara mengatakan serangan rudal AS terhadap Suriah 'membuktikan satu juta kali' bahwa mereka mengambil langkah tepat untuk memperkuat program nuklirnya.
Media pemerintah Korut, mengutip seorang juru bicara pemerintah yang tidak disebutkan namanya menyebut bahwa serangan Jumat terhadap Suriah itu merupakan "aksi agresi yang tak bisa ditoleransi terhadap sebuah negara yang berdaulat".
Serangan itu merupakan balasan atas dugaan serangan kimia dua hari sebelumnya di sebuah kota Suriah yang dikuasai pemberontak, yang menewaskan 89 orang.
- Krisis Korea Utara: AS kirim armada tempur ke Semenanjung Korea
- Iran: 'Teroris rayakan serangan AS ke Suriah'
- Trump akan 'bereskan' perkara nuklir Korut tanpa dukungan Cina
Sebuah resolusi PBB melarang Korea Utara melakukan uji coba rudal atau nuklir, namun Korea Utara tetap melakukannya.
Mereka berhasil menguji coba bom nuklir dengan kekuatan yang makin tinggi, dan mengaku telah mampu membuat hulu ledak cukup kecil untuk dipasang pada rudal, tetapi banyak pakar meragukan klaim tersebut.
Hari Jumat lalu, rudal-rudal AS menghantam sebuah pangkalan udara Suriah, menewaskan sedikitnya enam orang. Ini merupakan serangan pertama yang dilancarkan AS pada fasilitas pemerintah Suriah, setelah sebelumnya hanya menyerang kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS yang beroperasi di Suriah.
"Serangan rudal AS terhadap Suriah adalah tindakan agresi terang-terangan dan tak bisa dibiarkan terhadap suatu negara yang berdaulat, dan kami sangat mengutuk itu," kata seorang pejabat pemerintah di Korea Utara seperti dikutip oleh kantor berita KCNA.
- Serangan Kimia Suriah: Enam hal yang perlu Anda ketahui
- Apakah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un orang yang rasional?
- Cina minta Korut hentikan uji coba rudal nuklir
Pejabat itu juga mengatakan, "Realitas hari ini menunjukkan bahwa kita harus bangkit melawan kekuatan dengan kekuatan, dan itu membuktikan satu juta kali lebih bahwa keputusan kita untuk memperkuat kemampuan nuklir penangkal (serangan) kita merupakan pilihan yang tepat."
"Hanya kekuatan militer kita sendiri yang akan melindungi kita dari agresi imperialis."
"Kita akan terus memperkuat kekuatan militer pertahanan diri kita dengan berbagai cara untuk menanggapi terus intensifnya tindakan agresi AS," tandasnya pula.