Paus Fransiskus ingin gereja untuk orang miskin

Paus Fransiskus
Keterangan gambar,

Paus Fransiskus menggelar pertemuan pertama dengan para wartawan di Vatikan.

Paus Fransiskus mengatakan menginginkan sebuah gereja untuk orang miskin setelah terpilih sebagai pimpinan umat Katolik dunia pekan lalu.

Dalam konferensi pers pertama, Sabtu 16 Maret, dia mengatakan memang memilih nama Francis of Assisi, yang mencerminkan 'kemiskinan dan perdamaian'.

"Pada saat pemilihan, di sebelah saya duduk Uskup Agung emeritus Sao Paulo, Kardinal Claudio Hummes...ketika situasi berbahaya dia selalu menenangkan. Ketika suara mencapai dua pertiga, dia memeluk saja dan mengatakan 'jangan lupa dengan orang miskin' dan kata itu melekat pada saya, orang miskin... orang miskin," kenangnya.

Dia juga mendesak para wartawan untuk mengenal gereja dengan kebajikan dan dosa serta saling berbagi untuk 'kebenaran, kebaikan, dan keindahan'.

Paus Francis terpilih, Rabu 13 Maret, sebagai pengganti Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri akhir Februari.

Terpilihnya mantan Kardinal Argentina yang berusia 76 tahun ini mengejutkan beberapa pihak karena merupakan yang pertama dari Amerika Latin dan dari juga yang pertama dari Ordo Jesuit.

Tuduhan terhadap paus

Keterangan gambar,

Paus Fransiskus dianggap tidak melindungi warga pada masa pemerintahan militer Argentina.

Konferensi pers pertama ini digelar sehari setelah munculnya tuduhan bahwa dia gagal melindungi warga pada masa pemerintahan militer di Argentina .

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Podcast
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Saat itu, pertengahan 1970-an, Jorge Bergoglio menjabat pastor senior di tingkat provinsi dan salah seorang dari dua pastor yang diculik -yang kini sudah meninggal- menuduhnya telah menyerahkan mereka ke 'regu tembak' karena tidak mendukung pekerjaan mereka secara terbuka.

Tuduhan lain yang berkaitan dengan masa 'Perang Kotor' adalah ketika tahun 1977 dia dianggap tidak menindaklanjuti permintaan untuk menemukan bayi dari seorang ibu yang diculik dan kemudian dibunuh.

Bayi perempuan itu diyakini diadopsi secara paksa.

Tahun 2010, Kardinal Bergoglio sudah memberikan keterangan di depan komisi penyelidikan dan mengatakan tidak mengetahui tentang penjualan bayi-bayi sampai junta militer jatuh tahun 1983, namun banyak pihak yang meragukan pengakuannya.

Vatikan membantah tuduhan tersebut dan juru bicara Federico Lombardi mengatakan pengadilan Argentina sama sekali tidak pernah mendakwa Kardinal Bergoglio.

Ditambahkannya bahwa tuduhan berasal dari kelompok kiri yang antipastor.