Pembongkaran 'Hutan' di Calais diwarnai bentrokan

Bentrokan terjadi di kota pelabuhan Prancis, Calais, ketika aparat keamanan berupaya membongkar gubuk maupun tenda milik pendatang, yang dikenal dengan istilah 'Hutan'.
Polisi melepas tembakan gas air mata ketika sejumlah migran melempari batu sementara meriam air digunakan untuk memadamkan api di salah satu gubuk yang terbakar.
Para pendatang dari kawasan Timur Tengah, Afghanistan, dan Afrika menggunakan Calais sebagai upaya untuk menyeberang Selat Channel dengan tujuan mencapai daratan Inggris, baik melompat ke bus, ferry, maupun kereta api.
Pelan-pelan kehadiran mereka membuat sebuah kawasan di Calais berkembang menjadi seperti kampung kecil yang berantakan sehingga mendapat julukan Hutan.
Pemerintah sudah memutuskan akan mengosongkan tempat itu dan meminta para pendatang meninggalkannya atau diusir dengan paksa.
Semua pendatang akan dipindahkan ke sebuah tempat penampungan di Calais bagian utara, yang dilengkapi alat penghangat ruangan. Namun mereka juga diperkenankan memilih tempat penampungan yang berada di kawasan Prancis lainnya.
Bagaimanapun banyak yang menolak untuk menjauh dari Hutan.
"Pergi ke Inggris adalah yang diinginkan orang," kata Hayat Sirat asal Afghanistan kepada kantor berita AP. "Jadi menghancurkan Hutan bukan jalan keluar."
Pihak berwenang Prancis memperkirakan sekitar 1.000 pendatang terkena dampak pembongkaran Hutan namun badan-badan bantuan dan pegiat memperkirakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.