Hari Owa Internasional: Memulangkan Owa Jawa ke Gunung Puntang
Gunung Puntang di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dulu merupakan habitat alami Owa Jawa. Namun, sekitar tahun 1997, Owa Jawa tidak lagi bisa ditemukan di Gunung Puntang.
Punahnya mereka dari wilayah tersebut disebabkan oleh hilangnya habitat mereka akibat pembukaan hutan untuk perkebunan dan perumahan. Selain itu, anak-anak owa kerap ditangkapi untuk diperjualbelikan di pasar gelap sebagai hewan peliharaan.
Simak juga:
Faktor lain yang juga mendorong penurunan populasi Owa Jawa dengan cepat adalah sifat mereka yang monogami, yang berarti hanya setia pada satu pasangan seumur hidup.
Sifat setia itu, di sisi lain, yang justru membuat primata endemik ini cepat punah.
"Salah satu alasan kenapa owa itu cepat punah, itu karena mereka setia. Pemburu biasanya mengambil anak owa yang masih lucu dan penurut, dengan menembak induknya. Sang jantan tidak akan kawin lagi, dia akan kesepian dan mati. Makanya, jika ada satu individu yang dijual, itu berarti satu keluarga yang di hutan sudah mati. Itulah kenapa owa itu cepat punahnya," papar Mulia Hermansyah, Senior Keeper Monitoring & Rehabilitasi Owa Jawa dari Javan Gibbon Centre.
Kini mereka diperkenalkan kembali ke Gunung Puntang lewat program pelepasliaran. Saat ini, terdapat sekitar 24 individu Owa Jawa yang telah dilepasliarkan ke Gunung Puntang, termasuk keluarga Jowi, Cuplis dan Maral.
Diharapkan mereka bisa mengembalikan populasi owa liar yang dulu pernah banyak ditemukan hutan Gunung Puntang.
Video produksi: Lesthia Kertopati dan Haryo Wirawan