Di mana kaki langit terindah yang ada di muka Bumi?

  • Jonathan Glancey
  • BBC Culture
Pencakar langit

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Gemerlap cahaya pada malam hari menambah kemegahan gedung pencakar langit.

Kaki langit di sebuah kota merupakan wajah publik. Dan, seperti wajah dari hal-hal yang kita banggakan, kita mengingat betul kaki-kaki langit tertentu walaupun kita berada jauh dari segi jarak dan waktu.

Karena begitu kita pernah melihat sekali, bagaimana seseorang dapat melupakan kaki langit liris di Edinburgh, Manhattan, Hong Kong atau Helsinki?

Namun demikian, seperti wajah, kaki langit cenderung berubah seiring dengan bertambahnya waktu, meskipun kota-kota yang berhasil secara komersial justru dibuat baru walaupun bertambah usia, lebih tinggi dan bukannya mengerut, gemerlap dan bukannya keriput.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Katedral Saint Paul tampak menjulang paling tinggi di London dalam foto serangan Blitz.

Coba lihat saja kaki langit yang ada sekarang di Kota London, semua gedung pencakar langit mahal menjamur seolah-olah semuanya mencari perhatian seperti calon-calon bintang pop yang tengah menghadiri acara pemberian penghargaan musik dalam suasana berisik.

Apakah ini benar-benar kaki langit Kota London yang terkenal dalam foto-foto Katedral St Paul yang dijepret selama serangan militer mendadak yang disebut Blitz pada tahun 1940-1941?

Ataukah suasana ini sama dengan pasca perang ketika karya agung Wren masih tercatat sebagai gedung paling tinggi di wilayah sekitarnya dan dikelilingi oleh bata warna merah lunak dan gereja-gereja yang dibangun dari batu di Portland?

Mengubah wajah

Banyak orang ingat benar ketika Shenzhen di Cina selatan merupakan sebuah kota pasar kecil yang menghadap ke teluk di lepas pantai Laut Cina Selatan dan bukannya lautan pencakar langit yang angkuh seperti sekarang.

Sebagian orang mengenal Dubai sebagai desa nelayan sederhana di Teluk Persia yang terkenal karena penyelam mutiaranya dan bukannya gedung pencakar langit ambisius dan berbagai regu pembersih kaca.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Banyak orang mengingat Dubai sebagai kawasan nelayan sebelum disulap seperti sekarang.

Gedung-gedung tinggi telah mengubah wajah kota-kota di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun terakhir. Namun demikian, bahkan kota-kota kecil maupun besar di Zaman Pertengahan sekalipun sudah mulai memiliki gedung tinggi dalam bentuk tertentu.

Kaki langit San Gimignano, kota yang terletak di bukit Tuscany, Italia tengah, dihiasi dengan 14 menara Zaman Pertengahan. Dari kejauhan, atau melalui pandangan mata, gedung-gedung tinggi yang dibentengi ini menjadikan San Gimignano tampak seperti Manhattan kecil.

Gambaran itu lebih tepat jika kita melihat kota Shibam di Yaman.

Meskipun jumlah penduduknya kurang dari 2.000 orang, permukiman di padang pasir ini membelakangi sebuah gunung yang dihiasi dengan berbagai bangunan tinggi dengan setidaknya memiliki 10 lantai atau bahkan lebih tinggi lagi.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Bangunan batu bata dari tahun 1.500-an menjamur di Shibam, Yaman.

Bangunan-bangunan tersebut dibuat dari batu bata dan sudah mengalami perbaikan atau bahkan dibangun lagi. Banyak diantaranya dibangun pada Abad ke-16.

Didirikan untuk melindungi penduduk kota dari serangan untuk merampas yang dilancarkan oleh suku Bedouin, halangan berupa menara-menara ini benar-benar menyerupai kota modern jika dipandang dari jarak jauh, khususnya di tengah terik matahari ketika sinar matahari mengganggu pandangan mata.

Bukan tanpa alasan lagi mengapa Shibam dikenal sebagai 'Chicago di Gurun Pasir' atau 'Manhattan di Timur Tengah'.

Menyentuh langit

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Podcast
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Kota-kota lama sering kali dibangun di atas dataran tinggi atas alasan pertahanan. Dikelilingi oleh tembok rendah dan dihiasi dengan menara serta kubah, kota-kota itu menawarkan pemandangan layaknya dalam dongeng.

Meskipun kota Carcassonne, Prancis selatan, sebagian besar adalah hasil penciptaan ulang Abad ke-19 -oleh arsitek Gotik Baru Prancis dan ahli teori Eugène Viollet-le-Duc- kaki langit kota itu tergolong salah satu kaki langit paling romantis.

Dilihat dari seberang ladang dan kebun anggur, mudah untuk membayangkan legenda Knights of the Round Table menerobos pintu-pintu gerbang bertembok.

Dari jarak dekat, Carcassonne ternyata hanya ilusi, jalan-jalan berdasar bebatuan dibanyak dikunjungi oleh wisatawan yang mengenakan topi baseball, baju hangat dan celana legging, bukan helmet menjulang, perisai dada dan pelindung lutut.

Kesan menakjubkan yang menggambarkan tentara dan agama Abad Pertengahan juga mewarnai Durham, Inggris timur laut.

Kesan ini khususnya begitu jelas ketika kita mengintip kadetral era Romawi dan kastil dinasti Norman dari jendela kereta cepat jurusan Edinburgh, Skotlandia, menuju Stasiun King's Cross di London.

Dan jika benteng kokoh di Durham tak dapat diabaikan, Edinburgh tetap menjadi salah satu kota terindah, sekalipun pihak pemerintah daerah, perencana dan arsitek selama beberapa dekade terakhir berusaha keras untuk tidak menonjolkan kaki langit.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Kaki langit di Rio dan Cape Town sama-sama diperindah oleh pemandangan alam yang dramatis.

Terletak antara bukit, muara dan laut, kota batu ini menjulang tinggi dan membentang di lanskap perbukitan arsitek yang dramatis, kaki langit Edinburgh terdiri dari menara-menara kokoh, kubah-kubang tinggi dan monumen neoklasik.

Kendati demikian, kota ini tidak mempunyai pencakar langit, dan harus diakui memang lebih baik begitu.

Memang tampak penting bahwa hampir setiap situs internet yang membahas kaki langit difokuskan pada gedung pencakar langit seolah-olah itulah cara yang pasti untuk mengakui kota-kota berbeda-beda meskipun jika kota-kota punya lebih banyak gedung pencakar langit, maka lebih banyak kota cenderung tampak sama.

Fotografi lensa tele menangkap pemandangan menakjubkan yang terdiri dari gedung pencakar seperti di pusat kota Los Angeles.

Meski demikian, ketika kita mengunjungi kota-kota itu untuk mencari pemandangan yang menakjubkan tersebut, kota-kota itu ternyata elusif. Mata kita tak dapat melihat apa yang ditangkap oleh kamera dan juru foto profesional.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Hong Kong mengalami transformasi luar biasa dari sebuah permukiman kecil pada tahun 1.800-an.

Tetapi kota-kota tertentu yang dijejali gedung tinggi tidak mengecewakan jika dilihat dari dekat.

Kaki langit yang dihiasi dengan animasi di Hong Kong, khususnya pada malam hari, benar-benar menakjubkan. Kesan tersebut didapat dari sudut pandang mana pun, baik dari tram bertingkat, kapal feri, pelataran umum ataupun dari jendela kamar hotel.

Namun di sini, yang lebih penting bukanlah gedung individual hasil rancangan arsitek terkenal, tidak sebagaimana lazimnya di kota-kota lain seperti kaki langit di pinggir danau Chicago, misalnya.

Yang lebih penting adalah bagaimana sekelompok menara menjulang tinggi dari lahan sempit, berbatu seolah-olah gedung-gedung tersebut hanyalah perpanjangan topografi kepulauan Cina.

Dalam pancaran sinar cahaya tertentu, gedung-gedung itu tampak sebagai formasi geologi dan bukannya formasi arsitektur.

Pemandangan

Suku langit di kota Rio de Janeiro, Brasil, dan Cape Town, Afrika Selatan, diperindah oleh pemandangan alam yang dramatis -pantai dan gunung- sedangkan gedung pencakar langit Manhattan menjulang dari jalur sempit di pulau berbatu, dilkokohkan oleh gedung raksasa Empire State Building, tetap mempunyai kekuatan untuk mendorong imajinasi.

Sebagian kaki langit terdiri dari gedung tinggi yang paling tepat disebut sebagai gedung yang dbangun tanpa selera tinggi.

Betatapun, lihatlah pemandangan di Pudong. Tempat itu terletak di pinggir sungai timur Shanghai yang membentang di Sungai Huangpu mulai dari Neo-Classical and Art Deco Bund, jalan paling terkenal di kota.

Sebagai Zona Ekonomi Khusus sejak 1993, Pudong berkembang sangat pesat.

Gedung-gedung pencakar langit berbentuk aneh -kembang api arsitek- menjamur untuk membentuk kaki langit sensasional yang serba gemerlap pada malam hari. Pada siang hari, betatapun tingginya, gedung-gedung itu tak begitu khusus.

Kaki langit lain yang menarik perhatian, meskipun tak setinggi atau segemerlap hiasan cahaya di Pudong atau Hong Kong, menekankan pada inspirasi arsitektur.

Arsitektur Venesia, bagi jutaan turis dan kapal-kapal pesiar besar, tetap menjadi daya tarik magis perkotaan. Di kota ini menara lonceng berdiri menggantikan pencakar langit, sementara ketika pencahayaannya tepat, kaki langit tersebut terpantul di kanal-kanal kota.

Seperti Venesia, Helsinki adalah kota lainnya yang paling baik ditembus lewat laut, kaki langit yang rendah diam-diam didominasi oleh katedral Neo-Klasik warna putih salju karya Carl Ludwig Engel. Berjejer pula bangunan-bangunan bagus dan, di pertengahan musim dingin, laut beku membentang di depannya.

Di Helsinki kita dapat menikmati salah satu kaki langit terindah di Eropa, berdiri di Laut Baltik.

Dengan modal keberuntungan, galeri baru Guggenheim yang besar, berlebihan dan tak didinginkan tak jadi dibangun di sini sehingga pemandangan yang amat dicintai ini tak hilang dan sekaligus semangat kota yang jauh di utara ini dapat dipertahankan.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Peraturan di Edinburgh melarang pembangunan menara yang dapat mengancam keberadaan kaki langit Gotik.

Karena kaki langit cenderung berubah seiring dengan perubahan waktu, sebagian kota -Helsinki, Venisia, Edinburgh- akan selalu memerlukan perhatian dan perawatan lebih besar dibandingkan kota-kota lain.

Akan tetapi, bahkan ketika kota-kota seperti Kota London sekalipun, berubah tanpa bisa dikenali lagi, kita selalu dapat menyimpan gambaran ideal dari bangunan besar, wajah kota, dalam relung imaginasi kolektif kita.

Tulisan ini dalam bahasa Inggris What is the world's greatest skyline?dan tulisan-tulisan kebudayaan lain dapat Anda baca diBBC Culture.